PELAYANAN ANAK ASUH (PAA) : MELAYANI TUHAN SEUMUR HIDUP
Apakah anda pernah merasa lelah atau bosan dalam melayani Tuhan? Apakah anda pernah merasa tidak dihargai atau tidak diperhatikan dalam pelayanan anda? Atau anda pernah berpikir untuk berhenti atau pensiun dari pelayanan? Banyak orang Kristen yang merasa pelayanan mereka tidak ada hasil atau berdampak. Mereka merasa tidak ada semangat atau sukacita dalam melayani Tuhan. Bahkan mereka merasa pelayanan mereka tidak memiliki arti dan tujuan dalam hidup mereka. Apakah itu yang Tuhan inginkan dari hidup kita? Tentu saja tidak. Tuhan mengendaki agar kita melayani Dia seumur hidup kita. Tuhan menghendaki agar kita melayani Dia dengan setia, tekun dan berbuah. Tuhan menghendaki agar kita melayani Dia dengan cinta, kasih dan Pengorbanan.
Salah satu kesaksian dari Pak Sungkono mengatakan bahwa Yayasan Gapura Kalpataru Insan Sejahtera (GKIS) bidang Pendidikan atau yang biasa kita dengar dengan Pelayanan Anak Asuh (PAA) dan Pelayanan Guru Asuh (PGA) yang sudah melayani kurang lebih selama 30 tahun. Tentunya pelayanan tersebut tidak berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan tetapi pelayanan ini sudah melewati banyak suka duka dan pasang surut. Pelayanan ini pernah mengalami vakum, tiba – tiba sponsor utama berhenti memberikan bantuannya. Tidak hanya itu saja, gereja – gereja besar yang biasanya turut membantu pelayanan juga menghentikan pelayanannya. Ada masa pelayan ini melelahkan dan merasa pelayanan ini sudah cukup. Beberapa orang yang tadinya mensupport juga merasa sudah cukup dan beralih ke tempat lain.
Tetapi ada salah satu yang menginspirasi pelayanan ini tetap berlanjut dari Guru – Guru Baithani Tengger. Di mana pada masa – masa sulit yang para guru ini hadapi tetapi mereka tetap setia dengan panggilannya. Salah satu guru yang dulunya alumni dari Pelayanan Anak Asuh (PAA) pernah ditawari untuk pindah karena sekolah ini tidak menjanjikan untuk masa depannya karena dia hanya digaji 200 ribu – 300 ribu perbulan waktu itu. Tetapi guru tersebut menjawab bahwa gaji bisa dicari dengan bekerja sampingan tetapi untuk meninggalkan anak-anak yang Tuhan sudah titipkan kepada dia itu berat sekali. Bahkan ada sekolah baru yang ada di Nongkojajar yang memberikan gaji yang besar. Beberapa guru Baithani Tengger yang ditawari dengan serta merta tidak kalau harus meninggalkan anak-anak yang Tuhan sudah titipkan. Jawaban tersebut menjadi semangat untuk melanjutkan dukungan pelayanan di Baithani Tengger. Serta menjadikan tamparan dan motivasi bahwa tidak ada situasi dan kondisi yang harus membuat kita mundur dari pelayanan.
Dengan ketekunan, kesetian dan pengorbanan dari Pelayanan Anak Asuh (PAA) ini berdampak besar bagi masyarakat di Tengger. Seperti contohnya beberapa siswa yang dulunya Anak Asuh sekarang kembali menjadi guru bahkan beberapa ada yang menjadi Kepala Sekolah di Baithani Tengger. Bukan hanya itu saja, ada salah satu Alumni Anak Asuh sejak SMP sampai dengan SMA di Sekolah Baithani Tutur yang bernama Wiwin Dwijayanti baru – baru ini mendapatkan medali emas dalam ajang Sains Merdeka Indonesia 2023. Bukan hanya itu saja beliau mendapatkan S1, beasiswa S2 dan saat ini mendapatkan beasiswa S3.
Dari contoh-contoh di atas, kita bisa belajar banyak hal tentang bagaimana melayani Tuhan seumur hidup kita. Kita perlu memiliki iman, ketaatan, pengharapan, keberanian, kerendahan hati, kesabaran, kekuatan, kebijaksanaan, kasih, keteguhan hati, kepercayaan, semangat, tekun, dan berbuah. Kita juga perlu siap menghadapi tantangan, rintangan, ujian, penderitaan, dan penganiayaan yang mungkin kita alami dalam melayani Tuhan.
Oleh karena itu, marilah kita melayani Tuhan seumur hidup kita dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi kita. Marilah kita melayani Tuhan seumur hidup kita dengan cinta, kasih, dan pengorbanan kita. Marilah kita melayani Tuhan seumur hidup kita dengan sukacita, damai sejahtera, dan pengharapan kita. Marilah kita melayani Tuhan seumur hidup kita dengan iman, harapan, dan kasih kita. Karena itu adalah kehendak Tuhan bagi kita. Karena itu adalah panggilan Tuhan bagi kita. Amin. (Matius 22:37-40; Roma 12:1-2; 1 Korintus 13:13)